Membawa filosofi great small Jepang ke Indonesia
Desember lalu di Tokyo, saat saya membuka koran yang tergantung di pintu kamar hotel lumayan kaget melihat foto saya dengan Presiden RI dan Perdana Menteri Jepang di halaman depan. Hasil kerja tim relawan kami di Kadin dan counterpart kami di Jepang akhirnya bisa kami sampaikan sampai ke level teratas.
Sebenarnya ingin posting saat itu juga, namun belum nyaman berbagi karena saat itu akses program untuk menghubungkan wirausaha Indonesia dan Jepang masih dalam tahap negosiasi dan uji coba.
Semuanya bermula saat saya pertama kali berkunjung ke kantor SMRJ, badan wirausaha kecil menengah Jepang dan melihat tulisan “Be a Great Small”. Saat itu, bosnya SMRJ, Toyonaga-san, menjelaskan bahwa produk Jepang terkenal berkualitas tinggi secara global karena budaya wirausha mereka bukanlah tentang memiliki cabang terbanyak atau menjadi perusahaan publik, tetapi tentang menjadi perusahaan “Kecil yang Hebat”, terbaik dalam apa yang mereka lakukan.
Saya begitu terkesannya sampai menulis sebuah blog post tentang bagaimana wirausaha Indonesia bisa belajar dari Jepang mengenai filosofi Great Small. Intinya “Be a great small brand first, then be ready to compete with global brands”
Jepang itu penuh dengan brand-brand “kecil” yang sudah bersaing dengan brand global. Jeans Jepang yang khas indigo dye-nya sekarang salah satu paling mahal di dunia. Ramen-ramen yang cabangnya di Jepang bisa dihitung jari banyak yang sudah ke manca negara.
Setelah saya menulis artikel itu banyak wirausaha yang bertanya ke saya:
“Mas Aldi, gue pengen banget ketemu brand fesyen yang menjadi inspirasi brand gue”
“Di, lo kenal cara untuk bisa belajar tentang gimana Jepang itu bisa menanam melon dan strawberry yang bisa beda sendiri gitu enaknya ga?”
“Gue lagi nyari bahan-bahan buat brand minuman gue yang cuman ada di Jepang nih, lo ada akses ga?”
Bagi yang pernah bekerja sama dengan orang Jepang, pasti tahu proses penjajakannya tidak cepat, apalagi kami semua relawan yang mungkin hanya bisa meluangkan waktu satu dua jam seminggu.
Maka semenjak dua tahun lalu, tim relawan kami di Kadin melakukan pendekatan dengan berbagai cara. Ada Nita dan Hanifa yang membangun program wiki untuk mempermudah ekspor ke Jepang bagi sektor-sektor tertentu bersama Jetro saat G20. Ada Andi yang memegang kerja sama dengan SMRJ, untuk yang mau bekerja sama dengan “great small” Jepang. Tentunya dibantu komite bilateral Jepang Leila dan juga Mas Emmanuele Wanandi.
Akhirnya Rabu ini, SMRJ, “Great Small” Jepang akan datang ke Indonesia untuk menjelaskan cara wirausaha Indonesia bisa bekerja sama dengan wirausaha di Jepang melalui sebuah platform. Yang dicari adalah wirusaha skala menengah yang serius ingin bekerja sama.
Jika tertarik maka bisa daftar menggunakan chat bot WA yang sudah disiapkan di sini. Kalau tidak bisa hadir tidak apa-apa yang penting daftar dulu ya.